Sabtu, 08 Desember 2012

cara memotong rumput

Belajar Semangat dari Tukang Potong Rumput

REP | 03 March 2012 | 15:59 Dibaca: 207   Komentar: 4   Nihil
Sabtu ini akhirnya harus meliburkan diri, walaupun dengan terpaksa karena tubuh yang tidak bisa diajak kompromi. Setelah hampir 1 bulan terus masuk di hari sabtu, akhirnya tubuh melancarkan protes, dan dengan terpaksa harus menghubungi rekan satu kantor seraya minta maaf tidak bisa masuk jarena sakit.
Sebenarnya sudah dari 3 hari yang lalu merasakan protes yang dilancarkan oleh tubuh, panas, pegal-pegal dan pikiran yang sudah penuh sesak dengan berbagai macam urusan pekerjaan. Walaupun masih banyak tanggung jawab yang harus dikerjakan, terpaksa harus berhenti terlebih dahulu, membiarkan tubuh menikmati hak-nya, beristirahat supaya kembali segar dan siap kembali.
Imbasnya adalah berada di rumah, menemani anak bermain, selain menambah kedekatan, ternyata banyak hal yang  bisa dilakukan di hari libur akhir pekan. Terlihat rumput dihalaman sudah mulai lebat, pertanda harus segera dipotong, supaya keindahannya tetap terjaga. Ternyata sudah lebih dari 1 bulan rumput itu menikmati haknya untuk tumbuh dan berkembang sebagai makhluk Tuhan, sekarang saatnya menunaikan hak saya untuk memotong rumput, supaya keindahan tetap terjaga, supaya tanaman lain juga bisa ikut tumbuh dan keseimbangan kehidupan di rumah tetap terjaga.
Karena tubuh sedang sakit, dan sedikit demam, saya memilih untuk menyerahkan urusan potong memotong rumput kepada ahlinya,  Tukang potong rumput. Orangnya cukup ramah, dan setelah selesai baru tahu kalau kerjanya cukup rapi, rumput - rumput yang tadinya panjang dan tumbuh tidak beraturan, dipotong dengan rapi, walaupun hanya menggunakan alat potong manual.
Satu jam berlalu, setelah selesai menyelesaikan tugasnya,  tukang potong rumput saya ajak ngobrol, sambil menikmati kopi panas. Mulai dari cerita-cerita ringan seputar dunia potong memotong rumput, sampai ke darimana dia berasal dan kehidupan sehari-harinya. Sekedar menambah keakraban sesama rakyat kecil, bukan supaya dapat diskon dari jasa pembayaran potong rumput tersebut.
Ternyata tukang potong rumput itu berasal dari Karawang, sekitar 2 jam dari Cikarang. Selain jasa potong rumput, dia juga bisa mengerjakan pembuatan taman, dan perbaikan rumah. Multi talent, walaupun masih dalam garis besar urusan keindahan rumah. Setiap hari dia harus berangkat menggunakan angkutan umum, sebanyak 4X, jika dihitung pulang pergi total 8X naik kendaraan umum. Jika 1x naik kendaraan umum membutuhkan waktu 30 menit, total 4 jam yang harus dihabiskan di jalan.
Menjemput rejeki, itu yang dilakukan oleh si tukang potong rumput. Sama seperti penulis dan orang-orang yang setiap hari harus berangkat ke kantornya, jarak tempuhnya mungkin sama, tapi soal perjuangan dan semangatnya menjemput rejeki, sungguh jauh berbeda. Tanpa ada kepastian mendapatkan penghasilan, si tukang potong rumput tetap bekerja,. Sakit dan rasa malu mungkin sudah tidak dihiraukannya lagi, terkalahkan oleh tanggung jawab memberi kehidupan kepada keluarganya.
Tapi sepertinya dia bahagia dengan rutinitas tersebut, terlihat dari cara bercerita dan semangatnya mengutarakan sesuatu. Walaupun dengan penghasilan yang tidak tentu, tanpa ada jaminan setiap hari mendapatkan uang yang sama, hari-harinya dihabiskan dengan berkeliling di perumahan tempat tinggal penulis, mencari rumah dengan pemilik seperti saya, yang membutuhkan jasa potong rumput.
Si Tukang potong rumput tidak mendapatkan gaji bulanan, tidak berhak atas jaminan kesehatan di perusahaan, tapi sikap dan etos kerjanya mungkin lebih baik dari kita, yang setiap bulan menerima gaji bulanan dan berbagai macam fasilitas lainnya. Yang jika rasa malas muncul, akhirnya mengambil cuti tidak masuk kerja. Atau dengan cara yang sedikit curang, pura-pura sakit dan pergi ke dokter demi mendapatkan surat sakit, padahal mungkin hanya sedikit saja sakitnya.
Kalau Si Tukang potong rumput tidak mengeluh dan tetap semangat dalam bekerja setiap hari, seharusnya kita juga sama, atau malah harus lebih bersemangat dalam bekerja sehari-hari.
Hari ini belajar dari Tukang potong rumput, terima kasih banyak, selain keseimbangan tanaman di rumah saya kembali terjaga, semangat dan kerja kerasnya juga menginspirasi orang-orang seperti saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar